Tujuan Utama Sistem Pentanahan
Tujuan utama
dari adanya pentanahan adalah menciptakan jalur yang low-impedance (tahanan
rendah) terhadap permukaan bumi untuk gelombang listrik dan transient
voltage. Penerangan, arus listrik, circuit switching dan electrostatic
discharge adalah penyebab umum dari adanya sentakan listrik atau transient
voltage. Sistem pentanahan yang efektif akan meminimalkan efek tersebut.
Karakteristik
Sistem Pentanahan yang Efektif
Karakteristik
sistem pentanahan yang efektif antara lain adalah:
- Terencana dengan baik, semua koneksi yang terdapat pada data center harus merupakan koneksi yang sudah direncanakan sebelumnya dengan kaidah-kaidah tertentu.
- Verifikasi secara visual dapat dilakukan.
- Sesuai dengan ukuran, TIA-942 menyediakan guideline untuk setiap komponen pada data center.
- Menghindarkan gangguan yang terjadi pada arus listrik dari perangkat.
- Semua komponen metal harus ditahan/diikat oleh sistem pentanahan, dengan tujuan untuk meminimalkan arus listrik melalui material yang bersifat konduktif pada potensial listrik yang sama.
Isu Pentanahan
dan Kelangsungan Listrik
Isu yang
paling penting terkait dengan kelangsungan listrik antara lain adalah susunan
rack dan kabinet, perlindungan electrostatic discharge (ESD), dan
susunan pentanahan dari switches, server, dan power
Tahanan Pentanahan
Sambungan ke tanah diperlukan untuk
melindungi peralatan – peralatan komunikasi dan personal terhadap bahaya petir
atau kesalahan pada power sistem dan juga dapat berfungsi sebagai service pada
suatu sistem.
Untuk merencanakan suatu sistem pentanahan ada
beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan, antara lain Tahanan Jenis Tanah,
Struktur tanah, keadaan lingkungan, biaya, ukuran dan bentuk sistemnya.
Biasanya tahanan pentanahan yang
lebih rendah sangat efektif, tetapi biaya menjadi besar. Untuk itu perlu
dipertimbangkan efek fungsi dan ekonomisnya. Oleh karena itu perlu kiranya bagi
kita untuk dapat merencanakan dan membuat sistem pentanahan yang sesuai dengan
keperluannya.
SYARAT – SYARAT SISTEM PENTANAHAN YANG EFEKTIF
- Tahanan pentanahan harus memenuhi syarat yang di inginkan untuk suatu keperluan pemakaian
- Elektroda yang ditanam dalam tanah harus :
- Bahan Konduktor yang baik
- Tahan Korosi
- Cukup Kuat
- Jangan sebagai sumber arus galvanis
- Elektroda harus mempunyai kontak yang baik dengan tanah sekelilingnya.
- Tahanan pentanahan harus baik untuk berbagai musim dalam setahun.
- Biaya pemasangan serendah mungkin.
FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN TAHANAN PENTANAHAN
Tahanan pentanahan suatu elektroda
tergantung pada tiga faktor :
- Tahanan elektroda itu sendiri dan penghantar yang menghubungkan ke peralatan yang ditanahkan.
- Tahan kontak antara elektroda dengan tanah.
- Tahanan dari massa tanah sekeliling elektroda.
Namun demikian pada prakteknya
tahanan elektroda dapat diabaikan, akan tetapi tahanan kawat penghantar yang
menghubungkan keperalatan akan mempunyai impedansi yang tinggi terhadap impuls
frekuensi tinggi seperti misal pada saat terjadi lightningdischarge. Untuk
menghindarinya, sambungan ini di usahakan dibuat sependek mungkin.
Dari ketiga faktor tersebut diatas
yang dominan pengaruhnya adalah tahanan sekeliling elektroda atau dengan kata
lain tahanan jenis tanah (ρ).
TAHANAN JENIS TANAH (ρ)
Dari rumus untuk menentukan tahanan
tanah dari statu elektroda yang hemispherical R =
ρ/2πr terlihat bahwa tahanan pentanahan berbanding lurus dengan besarnya
ρ. Untuk berbagai tempat harga ρ ini tidak sama dan tergantung pada beberapa
faktor :
- sifat geologi tanah
- Komposisi zat kimia dalam tanah
- Kandungan air tanah
- Temperatur tanah
- Selain itu faktor perubahan musim juga mempengaruhinya.
Sifat Geologi Tanah
Ini merupakan faktor utama yang
menentukan tahanan jenis tanah. Bahan dasar dari pada tanah relatif bersifat
bukan penghantar. Tanah liat umumnya mempunyai tahanan jenis terendah, sedang
batu-batuan dan quartz bersifat sebagai insulator.
Tabel dibawah ini menunjukkan
harga-harga ( ρ ) dari berbagai jenis tanah.
Tabel. 1
No.
|
JENIS
TANAH
|
TAHANAN JENIS
TANAH( ohm.meter )
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
|
Tanah yang mengandung air garam
Rawa
Tanah liat
Pasir Basah
Batu-batu kerikil basah
Pasir dan batu krikil kering
Batu
|
5 – 6
30
100
200
500
1000
3000
|
KOMPOSISI ZAT – ZAT KIMIA DALAM TANAH
Kandungan zat – zat kimia dalam
tanah terutama sejumlah zat organik maupun anorganik yang dapat larut perlu
untuk diperhatikan pula.
Didaerah yang mempunyai tingkat
curah hujan tinggi biasanya mempunyai tahanan jenis tanah yang tinggi
disebabkan garam yang terkandung pada lapisan atas larut. Pada daerah yang
demikian ini untuk memperoleh pentanahan yang efektif yaitu dengan menanam
elektroda pada kedalaman yang lebih dalam dimana larutan garam masih terdapat.
KANDUNGAN AIR TANAH
Kandungan air tanah sangat
berpengaruh terhadap perubahan tahanan jenis tanah ( ρ ) terutama kandungan air
tanah sampai dengan 20%.
Dalam salah satu test laboratorium
untuk tanah merah penurunan kandungan air tanah dari 20% ke 10% menyebabkan
tahanan jenis tanah naik samapai 30 kali.Kenaikan kandungan air tanah diatas
20% pengaruhnya sedikit sekali.
TEMPERATUR TANAH
Temperatur bumi pada kedalaman 5
feet (= 1,5 m) biasanya stabil terhadap perubahan temperatur permukaan.
Bagi Indonesia daerah tropic
perbedaan temperatur selama setahun tidak banyak, sehingga faktor temperatur
boleh dikata tidak ada pengaruhnya.
ELEKTRODA PENTANAHAN
Jenis Elektroda pentanahan
Pada dasarnya ada 3 (tiga) jenis
elektroda yang digunakan pada sistem pentanahan yaitu :
- Elektroda Batang
- Elektroda Pelat
- Elektroda Pita
Elektroda – elektroda ini dapat
digunakan secara tunggal maupun multiple dan juga secara gabungan dari ketiga
jenis dalam suatu sistem.
ELEKTRODA BATANG
Elektroda
batang terbuat dari batang atau pipa logam yang di tanam vertikal di dalam
tanah.
Biasanya dibuat dari bahan tembaga, stainless steel atau galvanised steel. Perlu diperhatikan pula dalam pemilihan bahan agar terhindar dari galvanic couple yang dapat menyebabkan korosi.
Ukuran Elektroda :
diameter 5/8 ” - 3/4 ”
Panjang 4 feet – 8 feet
Elektroda batang ini mampu menyalurkan arus discharge petir maupun untuk pemakaian pentanahan yang lain.
Biasanya dibuat dari bahan tembaga, stainless steel atau galvanised steel. Perlu diperhatikan pula dalam pemilihan bahan agar terhindar dari galvanic couple yang dapat menyebabkan korosi.
Ukuran Elektroda :
diameter 5/8 ” - 3/4 ”
Panjang 4 feet – 8 feet
Elektroda batang ini mampu menyalurkan arus discharge petir maupun untuk pemakaian pentanahan yang lain.
ELEKTRODA PELAT
Bentuk
elektroda pelat biasanya empat perseguí atau empat persegi panjang yang tebuat
dari tembaga, timah atau pelat baja yang ditanam didalam tanah. Cara penanaman
biasanya secara vertical, sebab dengan menanam secara horizontal hasilnya tidak
berbeda jauh dengan vertical. Penanaman secara vertical adalah lebih praktis
dan ekonomis.
ELEKTRODA PITA
Elektroda
pita jenis ini terbuat dari bahan metal berbentuk pita atau juga kawat BCC yang
di tanam di dalam tanah secara horizontal sedalam ± 2 feet. Elektroda pita ini
bisa dipasang pada struktur tanah yang mempunyai tahanan jenis rendah pada
permukaan dan pada daerah yang tidak mengalami kekeringan.
Hal ini cocok untuk daerah – daerah pegunungan dimana harga tahanan jenis tanah makin tinggi dengan kedalaman.
Hal ini cocok untuk daerah – daerah pegunungan dimana harga tahanan jenis tanah makin tinggi dengan kedalaman.
PENGKONDISIAN TANAH
Bagi daerah – daerah yang mempunyai
struktur tanah dengan tahanan jenis tanah yang tinggi untuk memperoleh tahanan
pentanahan yang diinginkan seringkali sukar diperoleh. Ada tiga cara untuk
mengkondisikan tanah agar pada lokasi elektroda ditanam tahanan jenis tanah menjadi
rendah, yaitu :
- Dengan membuat lubang penanaman elektroda yang lebar dan dimasukkan mengelilingi elektroda tersebut bahan – bahan seperti tanah liat atau cokas.
- Mengelilingi elektroda pada statu jarak tertentu diberi zat-zat nimia yang mana akan memperkecil tahanan jenis tanah di sekitarnya. Zat-zat nimia yang biasa di pakai adalah sodium chloride, calsium chloride, magnesium sulfat, dan coper sulfat.
- Dengan Bentonite.
Bubuk bentonita bersifat mengabsorb air, karena itu dengan mencampur bubuk bentonite, garam dapur dan air maka campuran bentonite tersebut dapat menghasilkan tahanan jenis tanah yang rendah. Dengan menanamkan campuran bentonite tersebut disekeliling elektroda maka tahanan pentanahandapat diperkecil 1/10 – 1/15 kali.
Komposisi campuran bentonite menurut perbandingan :Bentonite : garam dapur : air = 1 : 0,2 : 2
Cara Memperbaiki Sistem Grounding / Pentanahan
5 Juni 2010 4 Komentar
Sebelum membahas
cara memperbaiki grounding / pentanahan, sedikit ulasan tentang sistem
grounding / pentanahan. Grounding / pentanahan merupakan salah satu sistem yang
umum digunakan pada dunia kelistrikan. Umumnya digunakan sebagai pengaman
terhadap bahaya sengatan listrik baik langsung maupun tidak langsung. Selain
digunakan untuk pengaman instalasi, sistem grounding / pentanahan juga banyak
ditemui pada sistem lain seperti sistem menara telekomunikasi, menara
transmisi, ataupun penangkal petir yang umum kita lihat pada bangunan rumah
maupun gedung bertingkat. Pemasangan sistem grounding / pentanahan pada sistem
tersebut diatas tentu saja lebih detail dalam perhitungan maupun aspek lain
yang mempengaruhi. Bisa dibayangkan jika sistem menara ataupun penangkal petir
tersebut mengalami kegagalan dalam sistem pengamannya (dalam hal ini grounding
/ pentanahannya), tentu saja akan menimbulkan kerusakan dan juga bahaya bagi
mahluk hidup disekitarnya. Bagaimana tidak? Terakhir penulis pernah membaca
artikel yang mengatakan bahwa muatan petir per detik bisa mencapai
100.000KV(kilo volt). Coba bandingkan dengan tegangan yang digunakan untuk
rumah kita (220 volt). Hanya 220 volt aja udah bisa
bikin orang berasap apalagi yang 100.000KV, bayangin aja deh sendiri hasilnya…
jadi arang kali yaaa… he..he…heee…..
Kita kembali pada pembahasan, berdasarkan jenis elektroda yang
digunakan pada penanaman sistem grounding terbagi menjadi 3 jenis, yaitu: - Elektroda Batang. Merupakan jenis elektroda yang umum dipasang pada instalasi rumah tinggal. Elektroda ini berupa pipa besi, baja profil, atau batang logam lainnya yang dipancangkan ke tanah. Biasanya pada bahan logam tersebut dilapisi dengan lapisan tembaga.
- Elektroda Pelat. Terbuat dari logam utuh atau berlubang yang cara pemasangan pada umumnya ditanam secara dalam.
- Elektroda Pita. Terbuat dari penghantar berbentuk pita atau bulat. Pemasangannya dipasang secara horizontal pada kedalaman antara 0,5m – 1m dari permukaan tanah.
Faktor terpenting pada sistem grounding / pentanahan
adalah hambatan dalam dari tanah tempat batang ground / arde akan dipasang.
Alat yang umum digunakan oleh instalatir listrik dalam mengukur hambatan dalam
dari tanah adalah meger dan earth tester.
Lalu mengapa
grounding yang telah terukur dan terpasang beberapa waktu lalu tidak berfungsi
sebagaimana yang diharapkan? jawaban dari pertanyaan tersebut adalah keadaan
tanah yang juga dapat berubah seiring dengan waktu yang tentu saja akan mempengaruhi
hambatan dalam dari tanah tersebut.
Bagaimana cara
memperbaiki hambatan dalam tanah dari sistem grounding yang telah terpasang
atau belum terpasang? Ada beberapa metode yang digunakan:
1. Metode ini telah
dibahas pada posting Cara
Memasang Instalasi Listrik yaitu dengan meyiram tanah dari grounding
tersebut dengan campuran air dengan serbuk arang. Mengapa serbuk arang? Untuk pertanyaan yang satu ini penulis gak bisa jawab,
maklum..bukan orang fisika bahan dan juga bukan orang kimia….he..he..heee…
Dari pengamataan penulis, serbuk arang lebih bagus mempertahankan air
(kandungan elektrolit) yang terserap dibandingkan tanah itu sendiri yang
cenderung mengalirkan kelapisan tanah dibawahnya, apalagi jika lapisan atas
dari tanah tempat grounding tersebut berupa lapisan tanah pasir yang tentu saja
akan lebih cepat mengalirkan air kelapisan tanah dibawahnya. Dari pengukuran
grounding beberapa waktu setelah penanaman batang ground/arde juga dapat
diketahui (dengan pengukuran alat) bahwa penanaman grounding yang
menggunakan campuran air dengan serbuk arang lebih bagus daripada menggunakan
air saja. Pengukuran tersebut tentu saja bukan pada
kondisi hujan ataupun banjir…he..he….heee…
2.
Metode ini umum dilakukan pada pembumian / grounding dari menara maupun
bangunan dengan penangkal petir yaitu dengan menanam batang grounding / arde
lebih dalam ke bumi. Penanaman dari grounding tersebut umumnya menggunakan
elektroda pelat dan bisa mencapai belasan meter dibawah permukaan tanah. Tujuan
dari penanaman lebih dalam ini adalah untuk melewati beberapa lapisan tanah
yang memungkinan untuk mendapatkan lapisan tanah dengan hambatan dalam
terkecil. Untuk instalasi rumah tidak diharuskan lhoo… Cukup mengganti batang
arde menjadi lebih panjang lagi sehingga lebih memungkinan untuk mendapatkan
lapisan tanah dengan hambatan dalam terkecil. Hal tersebut tentu saja juga
dipengaruhi kondisi tanah disekitar grounding sehingga anda dapat juga
menambahkan metoda pertama dalam penanaman grounding ini.
3.
Sedikit berbeda dengan dua metoda sebelumnya yang hanya menggunakan 1 batang
ground/arde, metoda ketiga ini menggunakan dua atau lebih batang ground/arde.
Metoda ini sering digunakan pada pemasangan peralatan jaringan distribusi
TM/TR ( Gardu Distribusi, ABSW pada tiang, dsb.) yang tujuannya tentu saja
mendapatkan hambatan dalam dari tanah sekecil – kecilnya.
Sambil
mengenang masa SMP kelas 2/3, kita tentu sedikit mengingat pelajaran fisika
mengenai hukum Ohm. (hayoo.. ingat gak…) Pada pembahasan mengenai hambatan (resistansi) yang
disimbolkan dengan huruf R, dikatakan bahwa pada rangkaian paralel:
1/R
total = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3 +…+ 1/Rn
dengan menggunakan
perhitungan diatas kita akan memperoleh R total menjadi lebih kecil. Dari
prinsip inilah kita gunakan dalam memperbaiki hambatan dalam pada sistim
grounding. Pemasangan batang ground/arde terlihat seperti gambar dibawah ini.
Gambar
Pemasangan 3 Batang Ground/Arde
biasanya jarak pemasangan peralel dari batang ground antara
satu dan lainnya lumayan berjauhan. Mengenai jarak tanam antar batang
ground/arde paling efektif, terus terang penulis kurang begitu memahaminya. (belum
pernah ketemu bukunya broo.. susah banget..mungkin IQ-ku yang begitu rendah
kali yaa….) Aturan mengatakan bahwa jarak antar
batang ground/arde minimal adalah 2 x panjang batang ground/arde
tersebut. Jika pada pengukurannya masih kurang bagus kita bisa tambahkan
penanaman batang arde lagi. Disamping itu kita dapat menambahkan metode pertama
pada tiap batang ground/arde yang ditanam.
testiiiiiiiiiiiii
Fungsi Grounding ( Pentanahan )
Selama ini jika aku ditanya apa fungsi grounding, maka akan
terlintas jawaban sederhana : agar tidak kesetrum :)
Grounding itu fungsinya untuk
menghilangkan beda potensial antara bagian logam suatu peralatan yg teraliri
arus listrik liar dan tanah sehingga tidak terjadi bahaya tegangan sentuh tak
langsung. Caranya dengan menyalurkan arus tersebut ke tanah melalui saluran
pentanahan.
Lalu Timbul pertanyaan :
· Seberapa
bahaya nya sih tegangan sentuh tak langsung itu?
· Seberapa
besar Tahanan tubuh manusia?
Misal ada suatu
peralatan 1 fase (220 V), ada arus bocor pada bodyperalatan
tersebut.
Sehingga beda potensial
antara Peralatan dan tanah adalah 220V. Seseorang secara tidak sengaja
menyentuh bagian peralatan tersebut. Untuk mengetahui besar arus yang mengalir
pada orang itu terlebih dahulu kita harus mengetahui tahanan tubuh
manusia.
Tahanan tubuh manusia
dapat dikelompokkan menjadi 2 :
1. Tahanan kontak kulit bervariasi mulai dari 1000 kΩ kulit kering) hingga 100 Ω (kulit basah ).
2. Tahanan dalam
(internal) tubuh sendiri berkisar antara 100Ω - 500Ω.
Sehingga :
Untuk
kondisi terbaik :
R = 1000 kΩ
I = 220V/1000kΩ
= 0,22 mA
Untuk
kondisi terburuk :
R = 100Ω + 100Ω = 200Ω
I = 220V/200Ω
= 1,1 A
Kondisi seperti apakah
yang membahayakan tubuh manusia..???
Ada 2 faktor yang
menentukan tingkat bahaya suatu sengatan listrik : besar dan lama sengatan.
Seperti pada gambar
berikut :
Daerah
1 : daerah aman. Arus sengatan 0,1-0,5 mA belum terasakan oleh
tubuh manusia.
Daerah
2 : daerah aman, Arus sengatan 0,5-10 mA tubuh terasa
kesemutan, Diatas 10mA sampai 200mA jantung tahan
sampai jangka waktu maksimal 2 detik saja.
Daerah
3 : daerah berbahaya, Arus sengatan 200-500 mA dapat
mengakibatkan kejang-kejang/kontraksi otot dan paru-paru sehingga gangguan
pernafasan.
Daerah
4 : daerah sangat berbahaya, Arus sengatan diatas 500 mA dapat
menimbulkan kematian.
Contoh :
Tahanan pentanahan tidak
lebih dari 0,1Ω. Bila pada peralatan tersebut dipasang sekering 200A, maka
besar tegangan sentuh akan menjadi :
V = 200 A x 0,1Ω
= 20 V
Dan besar arus yang
mengalir ke tubuh manusia menjadi :
Untuk
kondisi terbaik :
R = 1000 kΩ
I = 20V/1000kΩ
= 0,02 mA
Untuk
kondisi terburuk :
R = 100Ω + 100Ω = 200Ω
I = 20V/200Ω
= 0,1 A
oke
BalasHapussip
BalasHapus